Jumat, 16 Mei 2014

Hujan - 1

Hujan turun,begitu derasnya.
Tak sempat untukku berlindung ,berteduh dari derai air ini. Tak sempat untukku menyimpan semua kertas kertas yang kubawa ditangan ini.
Basah,sobek dan entahlahhhh bagaimana caraku untuk menyelamatkan kertasa kertas cerpen hasil karya ku ini .
Kesal memang, namun siapa yang harus aku salahkan? Hujan? Hujan tak tau apa apa soal cerpen ini. Hujan tak tau apa apa,bagaimana cara dan perjuanganku menulis cerpen ini .
"Heyy hujan!!! Aku susah payah menulis cerpen ini dengan tulisan ku sendiri, dengan imajinasiku sendiri! Pagi malam aku sempatkan untuk menulisnya,dengan gampangnya kamu menghapus dan merusak tulisan ku dengan sekejap saja" keluh ku 
Sambil menangis aku membereskan kertas kertasku yang sobek di halte depan sekolahku . Ini pukul 6 sore ,halte sekolah sudah sepi dari murid murid . Hujan deras membuat halte ini satu satunya tempat untuk berteduh . Aku masih berada disekolah hingga jam segini karena aku baru saja membereskan karya tulisku ini ,aku senang sendiri . Bagiku sendiri aku merasa nyaman,aku bisa menghasilkan ide ide baru untuk aku tulis dan aku jadikan cerita .

Masih di halte dan ditemani hujan yang tak kunjung reda , tiba tiba ada seorang pria . Dia masih berseragam sekolah,dan yang ku tahu dia satu sekolahan dengan ku .
Tiba tiba dia menghampiriku , dia mengambil sobekan sobekan kertas basah yang aku kumpulkan .
" lu ngambilin apaan sih??? Kertas udah sobek ya dibuang aja. Bisa balik lagi kaya awal apah? Enggak kan?" Dengan se enaknya dia membuang kertas kertasku.
" eh lu jangan sembarangan buang kertas gue " dengan air mata yang masih mengalir,aku ambil lagi kertas kertas itu .
" ihh cewek lebay,kertas begitu aja di tangisin "
" urusan gue,lo gak perlu ikut campur! Sok kenal banget sih "
" gue kenal lo lah , lo cewek lebay ".
Mendengar ucapannya , membuat aku semakin muak melihat wajahnya . 
Ku hempaskan kertas kertas basah ini ke arah wajahnya,dan kutinggal pergi .
Melihat aku yang marah mungkin dia merasa menyesal ,dan tak marah sedikitpun ketika aku menghempaskan kertas itu ke wajahnya.
" sialan nih cewek "
Ucapnya.

Esoknya langit terlihat cerah , aku mengulang tulisan cerpen ku kemarin yang rusak . Ku tulis kata demi kata dari awal .
Dan masih teringat jelas kejadian kemarin sore .
Aku merasa sangat sial. Apalagi bertemu pria itu .
Rasanya sangat muak! Dan aku berharap gak akan pernah bertemu lagi dengan pria songong itu .
Namun harapan tak sesuai kenyataan . Pria itu,pria songong itu datang .
Di depanku , dia berdiri di depan meja ku . Dia datang dan menghempaskan kertas kertas cerpenku yang rusak di atas meja .
"Nih kertas berharga lo!" 
Saat itu aku tak bisa berkutik apa -apa ,melihat susunan kertas dengan banyak lakban . Dia susun kembali kertas kertas itu,yang kemarin basah,yang kemarin sobek.
Cerpen ku kembali , dia kembalikan hasil karya ku ,dengan susunan cerita yang tepat . Dengan tempelen lakban yang rapih .
Diluar dugaan dan perkiraan ku,pria songong ini menyusun ceritaku persis seperti aslinya.